Rabu, 18 April 2012

Kreatif mendidik anak bagi ibu bekerja


Banyak sekali ibu bekerja yang merasa bersalah telah meninggalkan buah hatinya dirumah. Namun disisi lain ada tuntutan yang menyebabkan seorang ibu harus bekerja. Atas dasar itulah saya, Melly Kiong mencoba mengantisipasi dengan segala cara agar pengalaman masa kecil dengan seorang ibu yang tidak tahu bagaimana mencari nafkah tidak terulang kembali dalam kehidupan keluarga saya yang sekarang.


Dalam kesempatan ini saya mengajak peranan seluruh orangtua dan kepeduliannya bahwa sebagai seorang ibu yang bekerja, tidak cukup kita sadari menyerahkan seluruh tanggung jawab kepada pihak sekolah. Karena perlu kita sadari bahwa hanya 25% anak kita ada di sekolah, namun 75% anak kita ada dirumah dan dilingkungan.


Jadi peranan orang tua tetaplah yang utama dan alangkah baiknya sebagai orang tua kita bisa membina kerjasama yang indah bersama guru di sekolah, kesempatan ikut seminar dan acara-acara disekolah adalah kesempatan terbaik yang tidak pernah saya kesampingkan, karena bagi diri saya kesempatan itulah kita bisa membangun komunikasi dengan guru-guru tentang perkembangan mengenai anak-anak kita.


Akhir kata saya himbau kepada seluruh orang tua dimanapun berada, mari gunakan kesempatan menjadi orang terdekat bagi anak-anak kita sebelum kita mengeluh mereka menjauh. Banyak orang sukses karena mereka sangat mencintai dan menghormati orang tuanya, dan jika menginginkan anak kita sukses, maka marikah kita menjadi orang tua yang bisa dicintai dan dihormati oleh anak-anak kita. Jangan selalu melihat sisi kekurangan anak kita, tetapi galilah dengan kasih, pasti kita akan menemukan mutiara dalam diri mereka.

Senin, 16 April 2012

Komunitas Ibu profesional




Rasanya belum lama saya diperkenalkan oleh Abah Rama Royani kepada seorang ibu yang
sangat luar biasa yang bernama Septi, saya hanya diperkenalkan sebatas informasi bahwa
beliau adalah ibu pencetus jarimatika dan ditambah bumbu sangat luar biasa.
Tidak banyak lagi yang saya dapatkan, lalu kami diberi kesempatan tukaran pin BB sama Abah,
hanya sebatas itu.

Tidak lama kemudian saya di bbm sama Mbak Septi minta saya berkenan menjadi dosen
umum bagi komunitasnya yang diberi nama komunitas ibu profesional.

Pertama kali mendengar kalimat ibu-ibu profesional, pikiran saya terbayang kelompok ibu
ibu yang bekerja dikantoran atau pengusaha-pengusaha yang sangat sibuk sampai tidak
punya waktu, ternyata bukan mereka terdiri dari ibu-ibu rumah tangga yang sangat sadar akan
peranan mereka dalam kehidupan keluarga inti mereka dan mereka mau berubah dengan
aktif belajar memperbaiki diri setelah itu melakukan sesuatu buat lingkungan sekitar bahkan
bagi negara.

Namun ketika tanggal 9 April 2012 saya diberikan kesempatan untuk berbagi dengan
komunitas ibu  profesional disekolah milik Ibu Septi dan keluarga.


Sebelum saya lanjut bercerita tentang sharing saya dengan ibu-ibu profesional, saya akan
bercerita tentang kekaguman saya pada keluarga Ibu Septi yang kadung membuat saya
sangat terkesan.
Pertama jemput saya di airport saya sudah merasakan kehangatan dari pasangan suami
istri yang begitu melegakan, suaminya yang bernama Dodiek Maryanto yang sangat ramah
membuat keteganganku mencair, rasanya kami bukan baru kenal melainkan sudah lama
sekali tetapi baru dipertemukan kembali, satu kalimat keramahan bukan hanya saya
dapatkan dari suami istri ini, melainkan juga anak-anaknya yang sangat manis dikesan
pertama kali saya bertemu.
Elan, begitu panggilan keren bungsunya membuat saya sangat terpesona dengan logat
Jawanya begitu penuh dengan sopan santun dalam bertutur kata. Enes dan Ara dengan dua
gadis cantiknya yang sangat tergambar kedewasaan berpikir dan bertindak. Rasanya bangga
sekali saya punya kesempatan bermalam bersama keluarga ini.
Ada satu yang sangat saya rasakan dalam proses pendidikan keluarga bagi anak-anaknya,
ternyata Homeschooling yang diterapkan sungguh membuah saya berubah pandangan dari
yang selama ini saya lihat dari pelaku homeschooling umumnya.
Pokoknya, intinya adalah mereka itu keluarga yang sungguh sangat saya kagumi, dengan segala hormat dan sayangku sebagai saudara.

Keesokan harinya saya harus berbagi dengan komunitas ibu profesional yang akan berkumpul di sekolah mereka. Sungguh saya merasa tersanjung ternyata sudah ada beberapa penggemar saya yang pernah mengenal saya lewat majalah Nakita.
Suasana yang terbangun sungguh membuat saya terpesona, terutama bagaimana luar
biasanya semangat belajar dari ibu-ibu profesional tersebut walaupun itu adalah hari libur
panjang, ada yang berasal dari luar Salatiga juga lho .

Setelah sharing selesai, satu kata yang saya simpan sampai saat ini adalah saya begitu yakin
semangat ibu-ibu profesional dengan program kuliah yang begitu luar biasa ini sungguh
akan membangun Indonesia yang luar biasa lewat peran nyata komunitas ini yang begitu
semangat bukan hanya di Indonesia , melainkan sampai ke mancanegara termasuk Singapura
dan Malaysia.
Sungguh bangga dan saya berjanji untuk lebih banyak belajar dari komunitas ini terutama
semangat belajarnya yang tiada henti.
Dan mereka juga memberikan apresiasi bahwa apa yang sudah mereka dapatkan dari
sharing saya adalah bekal yang akan menambah khazanah dalan usaha meningkatkan
kualitas hidup mereka terutama dalam kualitas menjadi orang tua yang diidamkan oleh anak-
anaknya.

Semoga komunikasi dan silahturahmi ini tetap berjalan sesuai dengan program 6 pilar buku
untuk keluarga yang sudah dipersiapkan.

Minggu, 08 April 2012

Seminar Parenting Adira Insurance



Ketika suatu hari sahabatku Ratih meminta waktu untuk bisa memenuhi undangan seminar bagi karyawan PT.Adira, langsung pikiranku tertuju kondisi sewaktu aku masih bekerja dengan perusahaan sebagai karyawati. Banyak persoalan yang pernah saya hadapi serta bisa mempengaruhi mood dalam bekerja, dan salah satunya adalah masalah yang dibawa dari rumah atau keluarga tepatnya.

Dan dalam hati saya bersyukur semakin banyak perusahaan yang mulai sadar bahwa bukan perubahan diluar yang lebih tepat bagi karyawan mereka, merupakan perubahan dari dalam yang lebih dibutuhkan untuk saat ini. Dari pengalaman saya, saya tahu persis sebagai seorang tenaga sales/marketing yang notabene banyak bertemu dengan client di luar seperti yang bergerak dijasa asuransi, kondisi emosi dan mental yang baik sangatlah diperlukan.
Sekarang pertanyaannya adalah apa saja sih yang mempengaruhi kondisi emosi karyawan?. Saya mencoba melihatnya dari sisi saya sebagai seorang ibu yang meninggalkan anak-anak dirumah dimana kita harus berkarya diluar juga, ini sungguh bukan pilihan yang gampang. Atas dasar itulah saya bisa berbagi dengan banyak pihak atas usaha yang telah saya atasi sehingga saya bisa bekerja dengan baik selama 21 tahun.

Ternyata usaha saya dalam mengajak banyak pihak yang peduli, sungguh memberikan arti tersendiri dalam hidup ini, dan ternyata dari hasil testimoni karyawan & karyawati yang mengikuti acara saya, sungguh adalah semangat yang luar biasa.
Kira-kira seperti ini yang dipaparkan oleh seorang Ibu salah satu dokter perusahaan :

“ Saya memang merasa sudah mendapatkan dukungan yang baik dari suami saya untuk menjadi seorang ibu yang bekerja diluar, namun setelah saya mengikuti seminar ini, sungguh saya merasa bahwa selama ini saya telah membungkus pola pengasuhan yang ternyata mengurung anak-anak saya, yang menurut saya baik ternyata tidak demikian dengan anak-anak. Sungguh hari ini saya disadarkan untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi, terutama tidak menjadi orang tua yang egois dan mau menang sendiri. Terima kasih buat Bu Melly, semoga saya bisa menjadi orang tua yang lebih bijaksana dan berkualitas walaupun saya harus meninggalkan mereka untuk bekerja”

Kami yakin sekali masih banyak sekali orang tua yang bekerja yang punya problem yang akhirnya mempengaruhi kinerja mereka di kantor.
Harapan saya semakin banyak  perusahaan yang mau ikut bagian dan berkontribusi dalam membekali karyawannya tentang pentingnya edukasi keluarga.

SUKSES UNTUK ADIRA INSURANCE