Senin, 25 Juni 2012

International EQ Conference 19 – 20 Juni 2012




Awalnya saya tidak begitu antusias ketika diajak Pak Anthony Dio Martin turut serta dalam acara besar mereka yaitu akan mengadakan  EQ Conference. Persoalannya saya masih ragu apakah benar Pak Anthony memilih saya untuk partisipasi dalam acara sehebat itu.
Namun keraguan itu sedikit sirna ketika beliau telpon saya dan menyatakan saya pantas bahkan sangat pantas dalam sisi aplikasi yang mereka pelajari.

Akhirnya dengan rasa percaya diri saya bertumbuh juga dan saya menanti datangnya hari yang sudah direncanakan dengan tidak sabar.
Ternyata memang sebuah acara yang memberikan sentuhan mendasar bagaimana membuka  mata hati kita untuk melakukan perubahan bukan dari luar, melainkan dari diri sendiri.
Jika perubahan itu ada dalam diri kita, maka kita akan melihat perubahan itu dan kita bisa berbagi dengan sekitar kita bahkan dengan alam.Semua bisa dilakukan jika kita menggunakan hati dan penuh cinta kasih.

Membangun kepercayaan sepertinya itu adalah keinginan semua manusia, baik kepercayaan  dari bawahan, kepercayaan dari orang-orang yang kita cintai, namun pertanyaan yang paling sering terlontar adalah : “bagaimana “  membangun kepercayaan itu?

Ternyata dari intisari hampir semua pembicara hebat sekaliber Joshua Freedman,  Granville D’Souza DBA , Lea Brovedani,  FC Law, Anthony Dio Martin, Hermanto Kosasih,  Ibu Mien Uno dan Ayah Edy, semuanya mempunyai satu intisari yang sama yaitu harus dengan  CINTA, maka kita akan melahirkan emosi jiwa yang mengarah kepada semua hal yang positif salah satunya ya Trust( kepercayaan), dengan emosi yang positif itu kita bisa melihat perubahan indah yang lebih nyata .Dan kecerdasan EQ menjadi pucuk perubahan  yang nyata dan akan membuat insan manusia lebih bahagia akhirnya.

Dalam kesempatan itu saya dan Ayah Edy berbagi sesuatu yang sedikit lebih aplikatif, mengingat kami berdua juga membangun kecerdasan EQ bagi anak-anak generasi yang akan datang dengan mengajak perubahan itu menjadi keinginan kita bersama yang dimulai dari keluarga.

Ini ada testimoni singkat tentang sharing  saya di acara EQ Conference 2012, doaku semoga HR Exelence terus mengupayakan pembangunan masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia umumnya agar menjadi manusia yang berkualitas secara emosionalnya: KLIK DISINI




















Jumat, 01 Juni 2012

Hari antusias di KTI ( Komunitas Tutor Indonesia) punya Dewi Hughes lho...





Yah seperti biasa dimanapun saya memberikan materi pasti yang pertama datang adalah pembicaranya, ha ha ha ...tidak heran demikianlah yang ada. Apakah saya marah karena menunggu lama? Tentu tidak, karena saya tidak bisa mengubah yang ada namun minimal saya mencoba merubah diri saya untuk menjadi pribadi yang lebih disiplin.
Setuju saya dengan pendapat kakaknya Hughes, bahwa seharusnya kitalah yang menyesuaikan dengan kondisi jalanan yang akan kita tempuh.Wah andaikan semua orang bisa memasukkan mindset positif mengubah diri ini. Pasti akan luar biasa.
 
Terlepas dari itu,  saya sangat bahagia dengan konsep kepedulian yang telah dilakukan oleh sahabatku Hughes dalam tindakan nyata untuk membantu dunia pendidikan dengan membekali guru-guru PAUD sehingga menjadi guru yang lebih berkualitas dalam mendidik  anak-anak usia dini.

Dan setuju sekali bahwa kita tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah saja, melainkan akan lebih cepat jika kita mau berusaha membantu melalui gerakan nyata, maka perubahan yang kita harapkan akan terealisasi.

Seperti program berbagi, pagi ini dengan guru-guru PAUD binaan KTI Hughes, dimana guru- guru sadar bahwa mereka masih membutuhkan masukan untuk mendidik yang lebih baik, ternyata apa yang saya bagikan sungguh memberikan inspirasi kepada guru-guru bahwa sumber mendidik itu bisa berasal dari mana saja, yang paling penting adalah kita harus kreatif. Segala cara yang sederhana setelah saya paparkan membuat mereka merasakan  bahwa mereka belum menjadi guru-guru yang maksimal.
Kejujuran mereka dalam mengakui kekurangan inilah yang sangat membuat saya bahagia. Ketika guru masih haus akan ilmu, maka kita tidak perlu khawatir dengan kualitas pendidikan seharusnya.
Dengan segala semangat yang menyala nyala, guru-guru itu menjadikan buku saya sebagai inspirasi indah dalam mendidik.

Yess!!!! Generasi emas ada di depan kita...Amin